Setiap penggemar pecinta alam khususnya pendaki gunung
memiliki keinginan untuk mencapai salah satu puncak tertinggi di
Indonesia. Perjalanan kali ini adalah mendaki gunung tertinggi di Pulau
Jawa yaitu Gunung Semeru yang berada di Kabupaten Lumajang. Ini
merupakan mimpi bagi setiap pecinta alam, apakah karena misteri yang
terkandung di dalamnya ataukah hanya sekedar menikmati keindahan alamnya
yang memang luar biasa. Jalan-jalan Bro!!!
Semula saya kebingungan dalam hal memilih cerita apa yang sebaiknya
saya sampaikan tentang pendakian Semeru, mengingat perjalanan kali ini
kami tidak berhasil sampai di puncak tertinggi di Pulau Jawa, namun
pesona Ranu Kumbolo yang menjadi salah satu tempat yang menyempurnakan
keindahan atap jawa berhasil kami rekam. Perjalananku kali ini adalah
mendaki gunung tertinggi di pulau Jawa yaitu gunung Semeru yang berada
di Kabupaten Lumajang ditemani oleh adik saya, kami memulai perjalanan
dari Banjarmasin menuju Surabaya lalu dilanjutkan ke Malang.
Dari terminal Arjosari Malang, kami menaiki angkutan umum menuju
Tumpang, akses terakhir menuju desa Ranupane. Pada saat kami tiba di
Tumpang sudah banyak para pendaki-pendaki lain yang bersiap-siap mau
berangkat menuju desa Ranupane. Kami pun berkenalan dengan pendaki lain
dan berniat ikut gabung bersama mereka dalam 1 team, mengingat kami
tidak mungkin hanya berdua saja naik ke gunung Semeru. Di Tumpang kami
berkenalan dengan 6 pendaki dari Purworejo dan 4 pendaki dari Jakarta
dan 1 dari Lumajang, kami pun bergabung dengan pendaki dari Jakarta,
jadi jumlah kelompok kami ada 7 orang (Bang Roni, Bang Afit, Alki,
Farih, Lisa, Ani dan Sari) dan ternyata mereka ini sudah sering naik
gunung.
Sekitar Pukul 11.00 WIB kami pun bersiap-siap berangkat menuju desa
Ranupane menggunakan Jeep dengan jalan yang menanjak dan berkelok-kelok,
walaupun kadang sakit terhimpithimpit dan jalan yang dilalui kadang
rusak tapi semua terbayarkan dengan melihat pemandangan disekitar jalan
yang kita lalui sangat indah, tanjakan Bromo yang keren dan melihat
Gunung Semeru dari kejauhan, menakjubkan. Sebelum sampai di desa
Ranupane, kami harus melakukan registrasi pendaftaran untuk masuk gunung
kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Sudah lama saya
punya keinginan untuk mendaki gunung dan masuk hutan. Akhirnya rasa
penasaran itu terjawab saat saya berdiri di gerbang Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru sebelum menuju puncak Semeru. Satu hal paling penting
yang perlu disiapkan sebelum mendaki adalah fisik. Mendaki gunung
bukanlah hal mudah, tapi perlu fisik yang sehat dan kuat. Jadi perlu
diketahui sebelum melakukan pendakian harus melakukan olahraga.
Dari desa Ranupane, perjalanan menuju gunung Semeru akan ditempuh
sekitar 5-6 jam. Sebelum melakukan pendakian kami berdoa bersama semoga
dalam pendakian ini kami di berikan keselamatan. Jujur perjalanan awal
ini sempat membuatku ragu apakah aku sanggup dan mampu sampai danau
Ranukumbolo dimana jalur menuju pendakiaan Ranukumbolo adalah jalan
setapak yang samping kiri jurang dan ada 4 pos yang kita lewati.
Menariknya, setiap bertemu atau papasan dengan pendaki lain kami saling
tegur sapa, kasih semangat dan dukungan padahaI kami tidak saling kenal.
Inilah sebuah kesenangan tersendiri dimana rasa solidaritas dan keramah
tamahan dengan sesama pendaki lain sangat tinggi selain tegur sapa,
tolong menolong tanpa melihat siapa dan darimana asalnya.
Dari
kejauhan kami melihat cahaya-cahaya lampu dari pendaki yang berkumpul di
tepi Ranukumbolo dan itu memberi semangat buat kami untuk sampai di
Ranukumbolo. Hujan gerimis menyambut kami di danau Ranukumbolo, 2400
mdpl dengan memakan waktu sekitar 6 jam. Kami istirahat disana, hingga
riuh para pendaki yang keluar dari tendanya membangunkan kami, pagi itu
kami disambut oleh matahari yang memberi semburat warna cantik di
pinggir Danau Ranu Kumbolo dan sunrise yang sungguh indah, kabut
disekitar danau naik keatas menghilang, berganti dengan cahaya matahari
yang sangat indah, semua lelah dan penat hilang, lalu beberapa orang
kelompok kami melanjutkan perjalanan menuju Puncak Mahameru. Meskipun
tidak dapat sampai ke Semeru, saya dan adik bersyukur, karena dapat
menjadi saksi bisu keindahan ciptaan Tuhan yang melengkapi gunung
tertinggi yang ada di Jawa ini.
Dua hari berada di bibir Danau
Ranukumblo ini kesempatan baik melihat sunset dan sunrise yang begitu
indah kemudian mendaki tanjakan cinta yang konon katanya kalau kita
mendaki tanjakan itu tanpa menoleh kebelakang, sambil sesekali (atau
seringkali) membayangkan orang pujaan kita, maka cinta kita akan
terwujud. Setelah sampai atas tanjakan cinta, danau RanuRanukumbolo
terlihat sangat indah dari kejauhan. Setelah puas memandang danau
Ranukumbolo, kami pun turun ke bukit sebelah menuju Oro-oro Ombo dan
jalan menuju Cemoro Kandang dan melewati bunga Lavender yang sedang
mekarmekarnya serta padang ilalang yang cukup luas. Kami pun duduk
memandang Danau Ranukumbolo, sesaat terbesit kekaguman sungguh cipataan
Tuhan yang begitu indah yang tidak ada ditempat lain, hanya mata yang
bisa melihat dan otak yang mengingat keindahan itu. Semeru itu memang
indah dan Ranu Kumbolo adalah salah satu faktor yang menyempurnakan
keindahan atap Jawa ini. Jangan tinggalkan apapun kecuali jejak, jangan
ambil apapun kecuali foto dan jangan bunuh apapun kecuali waktu.
Mendaki, melintas bukit, berjalan letih menahan berat beban dan bertahan
di dalam dingin, berselimut kabut Ranu Kumbolo merupakan pengalaman
menarik sekaligus belajar banyak hal. Salam Lestari.
Baca juga :
Perjalanan Menembus Waktu, Menyinggahi Stutgart Dan Paris
Menaklukkan Negera Gajah Putih
Yogyakarta Berhati Nyaman
Wisata Budaya Di Pulau Seribu Pura
Pagatan ; The Hidden Beauty Of Borneo
Banjarmasin Bagaikan Venesia Di Timur Dunia
Ada Nadi Yang Berdetak Saat Tiba Di Kota Anging Mamiri
Bromo Berhati Legowo
Pura Laskar Pelangi
Info Lowongan Kerja Terbaru PT. Jhonlin Baratama
Bantuan Renovasi sekolah SMK Kodeco Simpang Empat Jhonlin Group
Partisipasi Jhonlin Group Pelaksanaan MTQ Ke XI Kecamatan Simpang empat Tahun 2014
Bantuan Dana Berprestasi Murid Sekolah Ditanah Bumbu Oleh Jhonlin Group
Monday, September 8, 2014
Perjalanan Kaki dan Hati Menikmati Keindahan Alam Ranu Kumbolo
Admin jhonlinmagz | Monday, September 08, 2014