Tepat satu hari sebelum hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-66, para tokoh kota Batulicin, perwakilan dari Desa Sungai Dua Bpk. M. Khabib FH selaku Ketua Panitia Masjid Al-Falah dan Kepala Desa Gunung Antasari berkumpul di ruang pertemuan kantor PT.Jhonlin Baratama di Pal 2, pertemuan itu juga dihadiri oleh Bpk. Rizal Akbar selaku General Affairs Manager dan Bpk. Andi Rudi selaku Supervisor Corporate Social Responsibility (CSR), PT. Jhonlin Baratama, juga hadir dipertemuan tersebut Bpk. Paijan Manager Operasional PT. Jhonlin Group. Selain dari perwakilan diatas, pula dihadiri oleh tokoh masyarakat lainnya.
Pertemuan tersebut membahas mengenai ide Bpk. H. Andi Samsudin Arsyad, sebagai pemilik multi-perusahaan yang ada di kota Batulicin dan Kab. tanah Bumbu.
Seperti yang disampaikan beliau beberapa waktu silam melalui konsultan arsitekturnya “mari kita menikmati bersama-sama, rejeki yang telah diberikan oleh Allah SWT yang juga berasal dari negeri dan tanah ini”. Ide segar ini langsung ditanggapi dan diolah kembali menjadi sebuah mega-konsep mengenai pembangunan Mesjid yang mana di areanya terdapat berbagai macam fasilitas mewadahi kebutuhan ibadah masyarakat
“Konsep pembangunan Mesjid dan berbagai pra-sarana di area lingkungan Mesjid ini akan membuat kota batulicin semakin dikenal oleh masyarakat luar dan yang lebih penting, pelaksanaan ibadah masyarakat lebih kusyuk”. Pernyataan tersebut disampaikan oleh M.Khabib FH selaku Ketua Panitia Mesjid Al-Falah, disela pertemuan presentasi sosialisasi konsep pembangunan Mesjid Raya, Sekolah Terpadu dan Rumah Sakit skala internasional, yang rencanannya akan dibangun di daerah Jln. kodeco Km 2.
Hal senada juga diutarakan oleh Ir. M. Heru sebagai konsultan arsitektur Jhonlin Group yang didatangkan langsung dari Jakarta, “Mesjid Raya ini nantinya akan menjadi sebuah area yang memfasilitasi berbagai kegiatan ibadah masyarakat kota Batulicin, selain itu, Mesjid ini juga akan menjadi Mesjid terbesar, terbaik, dan terunik yang ada dikota Batulicin” ujarnya.
Seperti yang disampaikan pula oleh William Ardian, sebagai konsultan arsitektur yang mendampingi Ir.M Heru, “Area per-ibadahan ini akan menjadi one stop religi centre kota Batulicin yang kompleks dengan segala macam fasilitasnya”
Pembangunan Mesjid Raya
Pembangunan Mesjid didesain sedemikian rupa dengan mengacu kepada perpaduan antara budaya kelokalan dan Mesjid raya yang ada dibelahan dunia lainnya, seperti Dubai, Mekah dll. Konsep disain yang menyadur gaya rumah adat Banjar dan Bugis terletak pada ruang auditoriumnya, kemudian dipadukan dengan gaya unik atap di Dome nya yang berbentuk kopiah / peci haji yang atapnya berbentuk bulatan, nantinya diatas Dome akan dipasang lampu laser mengarah keatas, yang jika daerah Batulicin dilewati oleh pesawat pada waktu malam, akan terlihat jelas posisi Mesjidnya, selain dari memiliki daya tampung yang cukup besar, sebanyak 2000-an orang yang terbagi dalam 2 lantai Mesjid, Auditorium bisa menampung 1000 orang untuk kegiatan ibadah masyarakat.
Nantinya Auditorium dapat juga dimanfaatkan untuk kegiatan sosial ke-agamaan bersama masyarakat.
Untuk sumber pengairan juga akan mendapat pehatian, mulai dari kwalitas air wudhu dan mandi yang digunakan, akan diproses melalui penyulingan setelah dialirkan dari mata air, agar terjaganya kwalitas air yang digunakan.