Coal hauling
Coal hauling (Armada) itu seperti suami istri dengan Departement Infrastructure, setiap hari kita harus selalu koordinasi, seperti Armada ‘mobil’nya, Infrastructure sebagai ‘jalan’nya” Ujar pak Junaidi Ikut. Beliau adalah Kepala Coal Hauling (Armada). Saat ini, Armada memiliki 130 unit angkutan yang terdiri dari kapasitas 23 Ton, 27 Ton dan 33 Ton, dan diawasi oleh 8 orang Foreman yang dibagi dalam 2 shift, siang dan malam. “kami mengangkut batubara dari mulut tambang sampai ke mulut pelabuhan”, ujar pak Ikut.
Pekerjaan yang dilakukan oleh team armada termasuk rawan akan kecelakaan, oleh karena itu keselamatan kerja merupakan salah satu point utama yang menjadi perhatian para pengawas armada, seperti yang disampaikan oleh pak Ikut “kita sangat rentan dengan kecelakaan kerja, oleh karena itu kita selalu melakukan kontrol dan monitor terhadap armada yang kita miliki, mulai dari unit, operatornya hingga lingkungan tempat bekerja dan jalan yang dilalui” Pak Ikut menjelaskan.
Pak Ikut memiliki tips sederhana untuk teamnya di Armada “yang kerja malam, siangnya istirahat, begitu sebaliknya, manfaatkan waktu istirahat untuk istirahat” begitu pak Ikut memaparkan. Tips sederhana yang memiliki pengaruh besar jika diabaikan, melihat dari kecenderungan akibat kecelakaan kerja adalah kelelahan yang berakibat kurangnya konsentrasi yang berakibat fatal. (RP)
Infrastructure Dept.
Dijalan menuju biji besi yang melewati perbukitan itu ada danau kecil yang ditengahnya dibangun tempat per-istirahatan, gazibu, tempat nyaman untuk makan siang atau tempat piknik bersama keluarga, danaunya dibentuk sedemikian rupa hingga menarik dan diisi berbagai macam jenis ikan, danau itu dinamai secara tidak resmi oleh crew infrastructure dengan nama; Danau Mandor Warno.
Mandor Warno, bernama lengkap Warno Hadi Susilo, adalah Head Dept. Infrastructure, bertanggung jawab terhadap pembangunan jalan sebagai sarana vital transportasi, olehnya Infrastructure dibagi dalam dua divisi; Road Construction & Maintenance yang dikepalai oleh Bp. Rasikun dan Production & Supply Chain Facilities, Construct & maintain yang dikepalai oleh Bp. Rusbandi. Iya, jalan-jalan disekitaran area tambang itu hampir bisa dikatakan Mandor Warno dan rekan yang membangunnya, “tak ada mandor tak ada jalan”, begitu gurauan Mandor Warno.
Lalu mengapa seorang Head Dept. dipanggil dengan ‘Mandor’..? “oh..itu hanya karena dulu saya seorang mandor, hingga sekarang panggilan ‘mandor’ masih melekat di saya” ujar mandor Warno berkilah. “tahun 2004 saya masuk PT. JB, dari sejak itulah saya membangun jalan untuk keperluan tambang, sebelumnya saya di PT.Kodeco Timber, juga mengerjakan pekerjaan yang sama” ujar beliau.